♠ Posted by Unknown in Women at 00.53

“SAYA ingin menjilbabi hati dulu sebelum memakai
jilbab di kepala.” Kalimat itu sering jadi
alasan seorang Muslimah tidak mengenakan jilbab. Alasan sebenarnya, dia belum
mendapatkan hidayah untuk melaksanakan perintah Allah SWT tentang kewajiban
berjilbab bagi kaum wanita Muslimah.
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab 33; 59).
Jilbab kepala merupakan
titik awal ‘jilbab hati’. Jilbab kepala akan menjadi pengingat sekaligus
memberikan kesadaran bagi pemakainya supaya menjaga hati dan perilakunya.
Jilbab bukan sekadar
penutup kepala. Selain sebagai penutup aurat, pengingat, dan langkah awal hijab
hati, jilbab adalah simbol kehormatan dan harga diri setiap muslimah.
Di negara-negara
minoritas Muslim, jilbab sebagai identitas Muslimah lebih terasa lagi, bahkan
ia menjadi sarana dakwah, minimal mengenalkan Islam kepada kalangan non-Muslim.
Aurat wanita adalah
kehormatannya. Jika tidak ditutup, maka kehormatan itu jatuh, luntur. Maka,
jilbab adalah sarana menjaga kehormatan dan harga diri kaum wanita Muslimah.
Dengan jilbab kepala
dan hati sesungguhnya membuat lawan jenis tidak memandang, menggoda, apalagi
melecehkan. Mereka akan lebih sopan terhadap kita. Jilbab membuat kita lebih
dihargai. Wallahu
a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar